Tampilkan postingan dengan label AKUNTANSI MANAJERIAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AKUNTANSI MANAJERIAL. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Agustus 2012

informasi akuntansi penuh


Evaluasi konsumsi sumber daya. Sesuatu bias berbentuk produk, jasa, atau aktivitas. Jika manajemen telah merencanakan sesuatu, misalnya pembuatan produk, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas, maka setelah pekerjaan pembuatan produk, penyerahan jasa, dan pelaksanaan aktvitas tersebut terlaksana, ia memerlukan informasi berapa sumber daya yang telah dikorbankan untuk pelaksanaan produksi produk, jasa atau aktivitas tersebut. Informasi ini diperlukan untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Struktur biaya perusahaan pesaing. Informasi biaya penuh yang telah dikeuarkan untuk sesuatu diperlukan oleh manajemen untuk membandingkan efisiensi produksi sesuatu tersebut dengan efisiensi produk yang dilaksanakan oleh produsen lain. Seringkali informasi biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu dibutuhkan oleh manajemen dalam usaha untuk melihat struktur biaya.
Biaya aktivitas-bukan-penambahan nilai (non-value-added costs). Dengan semakin mudahnya custumers memperoleh informasi mengenai mutu, harga, dan kinerja produk dan jasa yang mereka perlukan, maka customers hanya memilih produk-produk yang sesuai dengn kebutuhan mereka, dengan harga yang terendah diantara harga berbagai produk atau jasa yang ditawarkan oleh para produsen dipasar. Keadaan ini memaksa para prdusen hanya membebani custumers mereka dengan harga produk atau jasa yang benar-benar wajar. Agar costumers terjamin hanya akan dibebani dengan biaya yang wajar, maka produsen harus senantiasa melakukan penyempurnaan aktivitas secara berkelnjutan (continual improvement) yang digunakan untk menghasilkan produk atau jasa. Pengmpulan informasi biaya penuh masa lalu ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam menghilangkan berbagai pemborosan yang terjadi dalam aktivitad untuk menghasilkan produk atau jasa.
Untuk memungkinkan manajemen melakukan penympurnaan secara berkelanjutan terhadap aktivitas pembuatan produk ata penyerahan jasa, merka perlu mengidentifikasikan aktivitas-penambahan nilai sebagai dasarmerka untk melakukan pengelolaan aktvitas (activity management). Pengelolaan aktivitas memerlukan perencanaan penghilangan dan pengurangan aktivitas bukan penambahan nilai dan pemilihan serta pembagian aktivitas penambahan nilai. Manajemen memerlukan hasil pelaksanaan rencana penglolaan aktivitas berupa biaya aktivitas penambahan dan bukan penambahan nilai, sehingga merka memperoleh umpan balik pengurangan biaya yang diperoleh dari pelaksanaan program pengelolaan aktivitas. Umpan balik ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan stategik, seperti penentuan harga jual produk dan keputusan membeli atau membuat sendiri. Informasi biaya penambahan dan bukan penambahan nilai dihasilkan oleh activity based responsibility accountingsystem,
Biaya dapur hasil produk dan jasa (product life cycle). Umumnya, akuntansi biaya tradisonal hanya menyediakan informasi biaya yang bersangkutan dengan produk yang bersangkutan dengan produk yang diproduksi dalam periode akuntansi tertentu.untuk memproduksi diperlukan biaya riet dan pengembangan, biaya tes produksi dan pemasaran, biaya perencanaan kembali bilamana pasar menghendaki perubahan desain, dan biaya-biaya lain untuk mempertahankan suatu produk agar tetap diperlukan oleh customers. Biaya-biaya tersebut digolongkan kedalam kelompok product sustaining cost, yang tidak bersangkutan dengan aktivitas produksi dalam periode akuntansi tertentu.
Biaya mutu (quality cost). Objek informasi dapat berupa mutu produksi jasa. Dalam lingkungan persaingan tingkat dunia, produk bermutu (quality product) merupakan salah satu keunggulan yang diusahakan agar perusahaan menempati posisi tertentu dalam persaingan tersebut. Dengan demikian manajemen memerlukan informasi biaya penuh yang dikaitan dengan berbagai aktivitas untuk mempertahankan dan memperbaiki mutu produk atau jasa agar sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh customers.
            Mutu adalah ukuran relative kebaikan suatu produk. Produak bermutu (quality product) adalah  suatu produk yang memenuhi harapan customers. Umumnya konsep mutu dapat dibagi menjadi dua golongan:mutu desain dan mutu kesesuaian. Mutu desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan mutu kesesuian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi mutu yang telah ditetapkan.
            Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan tentang mutu produk, manajemen perlu memahami biaya mutu yang merupakan biaya yang terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya mutu prodak yang rendah. Jadi, biaya mutu adalah biaya yang bersangkutan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat.
            Biaya mutu dapat dibagi menjadi empat kelompok: biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan intern, dn biaya kegagalan ekstern.
·         Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Tujuan dikeluarkannya biaya pencegahan ini adalah untuk menurunkan kuantitas produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditetapkan, sehingga menurunkan biaya kegagalan.cotohnya biaya rekayasa mutu, program pelatihan mutu perencanaan mutu, pelaporan mutu, penilaian pemasok, pemeriksaan mutu, gugus kendali mutu dan penelaahan terhadap desain produk.
·         Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan persyatan mutu yang ditetapkan. Contoh biaya penilaian adalah biaya pengujian bahan baku, biaya inspeksi pembungkusan, biaya aktivitas pengawasan, verifikasi pemasok, pengujian dilapangan.
·         Biaya kegagalan intern adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan sesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim kepada customers.
·         Biaya kegagalan ekstern adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan, namun baru dapat dideteksi setelah produk sampai kepada tangan customers.
Dengan menyajikan informasi mengenai biaya penuh yang berkaitan dengan mutu produk atau jasa, manajemen memiliki kesempatan untuk menyusun gram yang lebih baik dalam perbaikan mutu produk atau jasa yang dijual kepada customers. Program perbaikan mutu memerlukan perencanaan umpan balik berupa laporan biaya mutu yang berisi informasi biaya penuh sesungguhnya yang berhak atas mutu produk dan jasa dibandingkan dengan iaya yang dianggarkan. Laporan biaya mutu ini digunakan untuk memantau efektifitas pelaksanaan program yang telah diterapkan.
Cost reimbursement. Informasi jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi produk tertentu, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas diperlukan oleh manajemen untuk dasar permintaan penggantian atas biaya-biaya yang dikeluarkan.
Inventory costing. Untuk mempertanggungjawabkan keuangan kepada investor dan pihak luar perusahaan yang lain, manajemen secara periodic memerlukn informasi biaya untuk menghitung kos sediaan produk yang masih dalam proses dan sediaan produk jadi yang masih ada digudang pada akhir periode akuntansi. Biaya nonproduksi dibebankan langsung sebagai biaya, dan dengan demikian dicantumkan sebagai biaya yang mengurangi pendapatan dalam periode terjadinya. Biaya produksi dipecah menjadi dua:
·         Biaya produksi yang melekat dalam produksi yang belum laku dijual dalam periode akuntansi dibebankan sebagai biaya (membentuk kos produk yang dijual) dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari penjualan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.
·         Biaya produksi yang melekat dalam produk yang belum laku dijual sampai dengan akhir periode akuntansi tertentu dibebankan sebagai kos sediaan produk (sediaan produk dalam proses dan sediaan produk jadi) dan disajikan sebagai unsure aktiva lancar di dalam neraca akhir periode akuntansi.
Penentuan harga Jual dalam cost-type Contract
Cost – type contract adalah kontrak pembutan produkan pada tk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesuguhnya tersebut. Dalam cost type contract ini, biaya penuh masa lalu dipakai sebagai dasar penentuan harga jual. Harga jual produk berdasarkan cost type contract ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:
Biaya penuh sesungguhnya                                                                             Rp. 1.000.000
Laba 10% x Rp. 1.000.000                                                                             Rp.    100.000
Harga yang harus dibayar oleh pembeli                                                          Rp. 1.100.000
            Dalam cost type contract produsen dijamin akan memperoleh laba sebesar persentase tertentu dalam biaya sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk penyelesaian kontrak. Dalam kontrak tersebut pemilik proyek memiliki hak untuk melakukan verifikasi bukti-bukti yang mendukung transaksi terjadinya biaya.
Penyusunan program
Penyusunan program adalah proses pengambalian  keputusan mengenai program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumberdaya yang akan dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program adalah kegiatan pokok yang teltah diputuskan oleh organisasi untuk dilaksanakan dalam jangka panjang sebagai pelaksanaan strateginya.
Pemilihan program yang akan dilaksanakan dimasa yang akan dating sebagian didasarkan atas informasi akutansi penuh masa yang akan datang yang terdiri atas aktiva penuh, atau biaya penuh, misalnya manajemen puncak menghadapi masalah pemilihan program produk X atau program produk Y. untuk memungkinkan pemilihan satu diantara kedua program tersebut, manejemen puncak perlu membandingkan informasi akuntansi penuh program produk X dengan informasi akuntansi penuh program produk Y. jika dari perbandingan tersebut manajemen puncak memilih program produk X, maka kemudian manajemen mengalokasikan aktiva penuh untuk melaksanakan program tersebut, memperkirakan pendapatan penuh yang akan diperoleh dari program Produk X, serta memperkirakan biaya penuh yang akan dikeluarkan untuk melaksanakan Poduk X tersebut. Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk penyusunan program terdiri dari informasi aktiva penuh, pendapatan penuh, dan atau biaya penuh masa yang akan datang, yang bersangkutan dengan program tertentu perusahaan.


Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Acconting Information)


Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Acconting Information)
·               Pengertian Informasi
Informasi adalah ‘motor’ yang membuat manajemen berjalan. Tanpa aliran informasi yang baik, pemimpin perusahaan akan tidak berdaya dalam melakukan suatu tindakan baik dalam rangka pemecahan masalah maupun pencapaian tujuan perusahaan.
            Menurut Sunarto dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, informasi adalah sebagai berikut:
“Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang menambah pengetahuan”.
(2004:10)
Sedangkan menurut James A. Hall dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi”, menyatakan bahwa informasi sebagai berikut:
“Informasi adalah salah satu sumber daya bisnis.”
(2001:4)
Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi merupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain yang dapat menambah pengetahuan yang merupakan salah satu sumber daya bisnis. Informasi yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan, dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
Informasi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu: informasi kualitatif dan informasi kuantitatif. Informasi kualitatif yaitu informasi berdasarkan nilai mutu sedangkan informasi kuantitatif yaitu informasi berdasarkan angka, jumlah dan ukuran. Salah satu bentuk dari informasi kuantitatif adalah informasi akuntansi manajemen karena informasi ini menggunakan satuan uang sebagai ukurannya.
            James A. Hall dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi”, mengemukakan bahwa sifat dari informasi adalah:
“1. Relevansi, hubungan informasi dengan situasi keputusan, dan juga dengan tujuan perusahaan.
  2. Kuantifiabilitas (dapat dikuantifikasikan), tingkat kemampuan pemberian nilai numerik terhadap informasi.
  3. Kecermatan (accuracy), keterandalan dan ketepatan informasi.
  4. Kepadatan (consiseness), tingkat penggabungan atau pengikhtisaran informasi.
  5. Ketepatan waktu, kekinian informasi.
  6. Lingkup, jangka yang diliput oleh informasi.”
(2000:218)

            Adapun penjelasan dari pernyataan di atas, adalah sebagai berikut:
1.      Relevansi, hubungan informasi dengan situasi keputusan, dan juga dengan tujuan perusahaan. Relevansi berkaitan dengan tujuan-tujuan perusahaan dan tergantung pada penggunaan yang memerlukan informasi tersebut. Jadi, relevansi merupakan suatu kriteria mendasar yang menentukan kegunaan sifat-sifat lain dari informasi.
2.      Kuantifiabilitas (dapat dikuantifikasikan), merupakan sifat yang memberikan nilai-nilai numerik pada peristiwa atau obyek. Kuantifikasi biasa digunakan dalam proses pengukuran yang terdiri dari empat langkah: (1) penentuan apa yang akan di ukur, (2) pemilihan skala pengukuran yang cocok, (3) pemastian keadaan suatu peristiwa atau obyek, dan (4) penggunaan ukuran yang dihasilkan.
3.      Kecermatan (accuracy), keterandalan dan ketepatan informasi. Informasi yang bebas dari kesalahan dan seksama (tepat) disebut akurat (cermat). Informasi lebih bermanfaat bagi para manajer, jika informasi itu setia pada kecermatannya (yaitu, kualitasnya).
4.      Kepadatan (consiseness), tingkat penggabungan atau pengikhtisaran informasi. Kepadatan dapat dicapai dengan berbagai metode. Salah satu metode memakai penggunaan perkiraan ikhtisar di dalam kerangka siklus akuntansi. Metode ini mengarah pada penyusunan laporan keuangan dan lampiran ikhtisarnya. Metode lain menggunakan tingkat-tingkat manajerial di dalam struktur organisasi sebagai suatu mekanisme pengikhtisaran.
5.      Ketepatan waktu atau kekinian informasi, mempunyai dua segi yang berkaitan dengan frekuensi dan keterlambatan. Frekuensi menunjukan seberapa sering informasi dimutakhirkan dan diukur selama interval waktu antara dua laporan berturut-turut untuk informasi yang serupa. Keterlambatan (delay) adalah lamanya waktu yang berlalu setelah suatu peristiwa terjadi sampai informasi yang bersangkutan sapai pada pemakai.
6.      Lingkup, yaitu jangka yang diliput oleh informasi. Sejauh mana infomasi tersebut dapat bermanfaat bagi pemakainya.



Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial
            Ada beberapa pendapat mengenai pengertian informasi akuntansi diferensial, antara lain dikemukakan oleh Hariadi dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, sebagai berikut:
“Informasi akuntansi diferensial adalah informasi tentang bagaimana biaya, penghasilan dan aktiva akan berbeda jika suatu tindakan di ambil ketika dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.”
(2002:40)
Menurut S.Munawir dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Keuangan dan Manajemen”, informasi akuntansi diferensial adalah:
“Informasi akuntansi diferensial adalah informasi biaya yang akan terjadi dimasa depan (future cost) yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif dan bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan memilih salah satu alternatif tindakan yang terbaik.”
(2002:305)
Menurut Sunarto dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, informasi akuntansi diferensial adalah:
“Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif”.
(2004:57)
            Sedangkan menurut Halim dan Supomo dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, informasi akuntansi diferensial adalah:
“Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi  mengenai taksiran pendapatan, biaya dan aktiva  yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain”.
(2000:8)

            Berdasarkan keempat pendapat di atas dapat diketahui bahwa, informasi akuntansi diferensial bermanfaat bagi manajemen dalam pemilihan alternatif yang terbaik bagi perusahaan, karena informasi akuntansi diferensial memuat informasi tentang taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya sebagai akibat dipilihnya suatu alternatif tindakan dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.

Konsep Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, menyatakan bahwa konsep dari Informasi akuntansi diferensial, adalah:
“Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok: merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan”.
(2001:115)
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa, Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi yang menyangkut masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif yang sedang dipertimbangkan, sehingga memudahkan manajemen untuk memilih suatu alternatif yang dianggap paling tepat bagi kemajuan perusahaannya.
Informasi akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya diferensial (differential cost), dan yang hanya berkaitan dengan pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang hanya berkaitan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential asset).

Biaya Diferensial (differential cost)
Menurut Sunarto dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, menyatakan bahwa biaya diferensial adalah:
“Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai macam alternatif”.
(2004:60)
            Menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, menyatakan bahwa biaya diferensial adalah
“Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif.”
(2001:118)

            Sedangkan menurut Hariadi dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, mengemukakan bahwa biaya diferensial sebagai berikut:
“Biaya diferensial adalah perbedaan biaya antara masing-masing alternatif.”
(2004:40)
Beberapa pendapat di atas pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama mengenai biaya diferensial, yaitu perbedaan biaya sebagai akibat dari dipilihnya suatu alternatif.
Diantara unsur informasi akuntansi diferensial, yang relatif pengukurannya adalah biaya diferensial. Di samping itu terdapat berbagai konsep biaya yang telah dikembangkan dalam akuntansi biaya. Oleh karena itu itu, untuk mendapatkan pengertian yang benar mengenai biaya diferensial, perlu diuraikan secara mendalam pengertian biaya diferensial.
Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, membandingkan konsep biaya diferensial dengan berbagai konsep biaya yang telah dikembangkan sebelumnya dalam akuntansi biaya, yaitu:
“1. Biaya diferensial  versus biaya relevan
  2. Biaya diferensial sebagai biaya masa yang akan datang (Future Cost)
  3. Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda
  4. Perbedaan biaya penuh dengan biaya diferensial
  5. Biaya diferensial versus biaya variabel
  6. Biaya diferensial versus biaya tetap
  7. Biaya diferensial versus biaya depresiasi
  8. Biaya diferensial versus biaya tambahan (Incremental Cost)
  9. Biaya diferensial versus biaya kesempatan (Opportunity Cost)
10. Biaya diferensial versus biaya keluar dari saku (Out-of-Pocket Cost).”
(2001:116-123)

            Adapun penjelasan dari pernyataan di atas, adalah sebagai berikut:

1.      Biaya diferensial  versus biaya relevan

Suatu biaya disebut biaya relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan perekayasaan biaya tersebut. Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan istilah yang lebih tepat adalah biaya diferensial.
2.      Biaya diferensial sebagai biaya masa yang akan datang (Future Cost)
Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang. Biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang karena informasi biaya yang diperlukan dalam pengambilan keputusan adalah biaya  masa yang akan datang.
3.      Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda
Biaya diferensial merupakan biaya yang diperkirakan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai alternatif. Oleh karena itu, biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda pada setiap alternatif
4.      Perbedaan biaya penuh dengan biaya diferensial
Biaya diferensial berbeda dengan biaya penuh dalam tiga aspek:
a)      Unsur biaya
Unsur yang membentuk biaya penuh suatu produk adalah terdiri dari biaya langsung yang berkaitan dengan produk ditambah dengan bagian biaya tidak langsung yang dibebankan kepada produk tersebut. Sedangkan biaya diferensial hanya meliputi biaya yang berbeda dalam kondisi tertentu saja.
b)      Sumber informasi
Informasi biaya penuh dapat diambil langsung dari catatan akuntansi reguler, sedangkan informasi biaya diferensial dikumpulkan dengan cara merancang sistem akuntansi yang sesuai dengan masalah tertentu yang sedang dihadapi oleh pengambil keputusan.

c)      Perspektif waktu
Dalam biaya penuh, informasi akuntansi masa yang akan datang dan masa lalu perlu dikumpulkan. Sedangkan dalam biaya diferensial hanya informasi akuntansi masa yang akan datang saja yang dikumpulkan.
5.      Biaya diferensial versus biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu berkaitan dengan alternatif tertentu yang sedang dipertimbangkan untuk dipilih.
6.      Biaya diferensial versus biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek, biaya tetap mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak. Jika suatu biaya tetap seluruhnya dapat diusut jejaknya ke dalam suatu keputusan khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dilakukan, biaya tersebut merupakan biaya diferensial.
7.      Biaya diferensial versus biaya depresiasi
Depresiasi merupakan alokasi secara periodik kos aktiva yang tetap yang diperoleh pada waktu yang lampau. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan merupakan biaya diferensial dan dapat diabaikan


8.      Biaya diferensial versus biaya tambahan (Incremental Cost)
Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan dipilih. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan.
9.      Biaya diferensial versus biaya kesempatan (Opportunity Cost)
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Biaya kesempatan merupakan salah satu unsur biaya diferensial, namun biaya diferensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja.
10.  Biaya diferensial versus biaya keluar dari saku (Out-of-Pocket Cost)
Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen disebut sebagai biaya keluar dari saku. Biaya keluar dari saku adalah unsur biaya diferensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Pendapatan Diferensial (differential revenue)
Menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, menyatakan bahwa pendapatan diferensial adalah:
“Pendapatan diferensial (differential revenues) adalah informasi akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan pendapatan.”
(2001:116)
Pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syamrin dalam bukunya “Akuntansi Managerial Suatu Pengantar”, yaitu:
“Pendapatan diferensial yaitu suatu perbedaan atau selisih pendapatan antara dua alternatif umumnya berupa incremental revenue atau suatu kenaikan atau tambahan pendapatan karena memilih suatu alternatif”.
(2001:279)

Sedangkan menurut Halim dan Supomo dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, menyatakan bahwa pendapatan diferensial adalah:
“Pendapatan diferensial merupakan pendapatan yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain.”
(2000:76)
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat diartikan bahwa pendapatan diferensial adalah informasi masa yang akan datang yang berupa pendapatan yang berbeda pada berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan.

Aktiva Diferensial (differential asset)
            Menurut IAI dalam bukunya yang berjudul “Standar Akuntansi Keuangan”, aktiva adalah:
“Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.”
(2002:13)
 Menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, menyatakan bahwa aktiva diferensial adalah
“Aktiva diferensial (differential assets) adalah informasi akuntansi diferensial yang hanya berkaitan dengan aktiva.”
(2001:116)     
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa aktiva diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva yang akan terjadi di masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif.

Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial
Adapun manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek, menurut Sunarto dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen”, yaitu:
“1. Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision)
  2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process further)
  3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian perusahaan (stop or continue product line)
  4. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision”.
(2004:70)

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa informasi akuntansi diferensial bermanfaat dalam pengambilan keputusan jangka pendek seperti keputusan membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk, menghentikan atau melanjutkan produksi produk tersebut, dan menerima atau menolak pesanan khusus.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat di uraikan sebagai berikut:


1.      Keputusan membeli atau membuat sendiri.
Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk. Salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli atau memproduksi sendiri adalah adanya taksiran penghematan biaya.
2.      Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk.
Manajemen puncak seringkali dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memproses lebih lanjut menjadi produk lain yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif lebih lanjut dipilih
3.      Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tersebut.
Dalam perusahaan yang yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk atau yang memiliki berbagai departemen penghasil laba, adakalanya manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah satu departemennya mengalami kerugian usaha yang diperkirakan akan berlangsung terus. Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami kerugian tersebut. Informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah biaya diferensial dan pendapatan diferensial.
4.      Menerima atau menolak pesanan khusus.
Umumnya perusahaan mempunyai kapasitas menganggur, yang serikali mendorong manajemen puncak untuk mempertimbangkan penetapan harga jual di bawah harga jual yang hanya diterapkan pada pesanan khusus yang tidak berdamfak terhadap penjualan reguler. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, informasi akuntansi yang relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial.

2.2.5 Peranan Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi akuntansi diferensial mempunyai peranan yang cukup besar bagi seorang pengambil keputusan. Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, menyatakan bahwa informasi akuntansi diferensial berperan untuk:
“1. Merangsang manajemen di dalam menyadari dan mendefinisikan masalah
  2. Memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang lain.
  3. Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
  4. Membantu menganalis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
  5. Umpan balik untuk memantau keputusan dan tindakan koreksi penyimpangan.”
(2001:115)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat di uraikan sebagai berikut:


1.      Merangsang manajemen di dalam menyadari dan mendefinisikan masalah
Informasi akuntansi diferensial dapat berfungsi sebagai perangsang untuk menyadari adanya masalah dengan cara penyajian penyimpangan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran atau dengan memberitahukan kepada manajer bahwa mereka gagal dalam pencapaian keluaran atau sasaran laba yang telah ditetapkan lebih dahulu.
2.      Memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang lain
Informasi akuntansi diferensial dapat memisahkan alternatif tindakan yang satu dengan alternatif tindakan yang lain, karena informasi akuntansi diferensial mampu mengurangi ketidakpastian yang melingkupi pemilihan alternatif.
3.      Menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
Informasi akuntansi diferensial dapat mewujudkan alternatif dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat menjelaskan konsekuensi berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
4.      Membantu menganalis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih.
Informasi akuntansi diferensial dapat memberikan gambaran mengenai besarnya manfaat dan pengorbanan sehingga dapat membantu menganalis dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih

5.      Umpan balik untuk memantau keputusan dan tindakan koreksi penyimpangan.
Informasi akuntansi diferensial dapat memberikan gambaran mengenai hasil pelaksanaan dari keputusan yang dipilih sehingga dapat diketahui sejauhmana tercapainya keberhasilan keputusan tersebut


PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN


PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Akuntansi Manajerial
Dosen : Bambang Miswanto, S.E. M.M
Disusun Oleh:
Imas Ummu Salamah (1210307057)
M. Faizal Mubarok (1210307068)
Lusi Lestiawati (1210307066)
Moch. Abdul Fatahassoleh (1210307076)
Lutfiyatul Hakim (1210303067)
IanSolihah (1210307049)

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI 2011/2012

Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penyusunan Anggaran

1.    Definisi anggaran
            Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencangkup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (rogramming). Tanpa didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun  sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan kearah mana pun.
            Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan  kuantitatif yang lain. Penyusunan anggaran (budgeting) seringkali diartikan sama dengan perencanaan laba (profit planning). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana oprasional yang implikasi keuangannya dinyatakan dalam laporan laba-rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca, kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.

2.    Karakteristik Anggaran
Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan perbedaan  karakteristk anggaran dengan prakiraan (forecast).
Anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:
·         Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
·         Anggaran umumnya mencangkup jangka waktu satu tahun.
·         Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
·         Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
·         Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
·         Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.


Prakiraan memiliki karakteristik sebagai berikut:
·         Prakiraan dapat dinyatakan dalam satuan keuagan atau dalam satuan selain keuagan.
·         Prakiraan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu.
·         Penyusunan prakiraan tidak bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang diprakirakan.
·         Prakiraan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi.
·         Prakiraan akan selalu dimutakhirkan (update) jika informasi baru menunjukan perubahan kondisi.
·         Penyinpangan dari yang diprakirakan tidak dianalisis secara formal atau secara. Penyusunan prakiraan melakukan analisis terhadap penyimpangan hasil prakiraan dengan apa yang diprakirakan, namun tujuan analisis ini adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam melakukan prakirakan.

Satuan yang dugunakan untuk menyatakan anggaran. seperti yang telah dijelaskan diatas, anggaran berisi kuantifikasi keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka pendek perusahaan. Disamping rencana kerja yang dicantumkan dalam anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, rencana kerja tersebut juga dinyatakan dalam satuan lain didalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran penjualan yang dibuat oleh manajer departemen pemasaran berisi kuantitas produk yang akan dijual (misalnya dinyatakan dalam kilogram), harga jual yang akan dibebankan kepada pembeli (dinyatakan dalam satuan rupiah), dan total pendapatan yang direncanakan dalam tahun anggaran (dinyatakan dalam satuan rupiah). Prakiraan di lain pihak, dapat dinyatakan dalam rupiah misalnya cash forecast atau dalam satuan lain misalnya sale forecast yang dinyatakan dalam unit produk yang dijual.
Jangka waktu anggaran. Meskipun satu tahun (12 bulan) biasanya merupakan jangka waktu yang dicakup oleh anggaran, anggaran jangka pendek kemungkinan mencakup jangka waktu tiga atau enam bulan, tergantung atas sifat bisnis perusahaan. Untuk menyusun laba secara efisien, anggaran tahunan harus diperpanjang jangka waktunya menjadi anggaran 18 bulan, dengan menambah jangka waktu  3 bulan akhir periode anggaran yang lama, dan tambahan tiga bulan pertama setelah tahun anggaran. Penambahan tiga bulan dari tahun anggaran sebelumnya dan tiga bulan dari tahun anggaran yang akan datang terhadap jangka waktu anggaran sekarang diperlukan untuk memungkinkan adanya masa transisi anggaran dari tahun ke tahun untuk memungkinkan dilakukannya berbagai penyesuian (adjustment) diperlukan dalam perpindahan dari tahun anggran yang satu anggaran ke tahun anggaran yang lain. Dengan demikian jika digambarkan dalam garis waktu, jangka waktu anggaran 18 bulan seperti pada gambar berikut ini.
Tahun anggaran                   tahun anggaran sekarang                   tahun anggaran yang akan datang
 yang lalu


       tambahan 3bulan              tahun anggaran regular 12 bulan                     tambahan 3 bulan
 




                                             jangka waktu anggaran regular 18 bulan
jangka waktu anggaran harus memenuhi syarat berikut ini:
a.       Jangka waktu harus dibagi ke dalam jangka waktu bulanan.
b.      Jangka waktu anggaran harus cukup untuk menyelesaikan produksi berbagai macam produk.
c.       Jangka waktu anggaran harus mencakup satu siklus musim untuk bisnis yang bersifat musiman.
d.      Jangka waktu anggaran harus cukup panjang untuk memungkinkan pembelanjaan produksi dimuka sebelum kebutuhan nyata.
e.       Jangka waktu anggaran harus sesuai dengan periode akuntansi keuangan untk memungkinkan perbandingan antara hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan.

Beberapa perusahaan menggunakan rolling budget atau continuous budget. Setiap bulan atau kuartal, perusahaan menambahkan anggaran baru untuk bulan atau kuartal berikutnya, dan anggaran untuk jangka waktu satu tahun berikutnya direvisi berdasarkan perubahan anggaran bulan atau kuartal yang ditambahkan tersebut. Prosedur penyusunan anggaran ini memaksa manajemen untuk senantiasa berfikir secara terus menerus mengenai rencana jangka pendek.
Sekali periode anggran ditetapkan, dalam jangka panjang periode tersebut akan tetap dipertahankan, karena berdasarkan jangka waktu tersebut pengukuran kinerja dilaksanakan. Bereda dengan prakiraan, jangka waktu yang dicakup dalam prakiraan dapat berubah, mengikuti kebutuhan pemakai informasi. Prakiraan kas dapat suatu ketika mencakup jangka waktu 2 bulan, untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. Namun prakiraan kas dapat pula mencakup jangka waktu 10 tahun, karena manajemen memerlukan analisis arus kas dari investasi yang diperkirakan mempunyai umur ekonomis 10 tahun.
Komitmen manajemen. Perbedaan yang mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya komitmen manajemen dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting), yang setiap manajer dalam jenjang organisasi diberi peran tertentu untuk melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Untuk memungkinkan para manajer melaksanakan peran mereka, setiap manajer memerlukan alokasi sumber daya. Alokasi sumber daya ketangan para manajer diukur dalam satuan moneter standar. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban untuk melaksanakan peran tertentu dalam pencapaian sasaran anggran, berfungsi sebagai alat pegirim peran (role sending device). Informasi akuntansi pertanggung jawaban memperjelas peran setiap manajer dalam mencapai sasaran anggaran, karena peran yang diterima oleh setiap manajer dalam proses perencanaan laba jangka pendek tidak aka nada artinya (tidak workable), jika tidak disertai dengan alokasi sumber daya ketangan setiap manajer yang diberi peran.
Dengan demikian proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang dapat menjadikan setiap manajer dalam organisasi perusahaan memilki persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai sasaran anggaran.
Persepsi yang jelas mengenai peran manajer dalam mencapai sasaran anggran hanya dapat terwujud jika dua syarat berikut ini terpenuhi.
1.      Sasaran anggaran diterima dengan jelas oleh manajer yang bertanggung jawab untuk mencapainya
2.      Manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran  diberi alokasi sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran anggaran.
Dengan persepsi yang jelas tentang sasaran anggaran yang harus dicapai dan dengan alokasi sumber daya yng memadai untuk mencapai sasaran tersebut, manajer memiliki komitmen, sutu kesangupan, untuk mencapai sasaran anggaran. Proses penusunan anggaran yang mengakibatkan para manejer memiliki komitmen untuk mencapai sasaran anggaran mengasilkan anggaran yang berupa self imposed buget. Anggaran semacam ini menimbulkan motivasi dalam diri setiap manajer untuk mencapai sasaran anggaran.
Proses penyusunan anggaran yang tidak baik akan menghasilkan anggaran yang memiliki karakteristik tidak lebih dari sekedar prakiraan, yang setiap manajer tidak memiliki komitmen untuk mencapai sasaran anggaran. Sebagai contoh misalnya dalam proses penyusunan anggaran, manajer menengah dan manajer bawah tidak diikutsertakan dalam penetapan sasaran anggaran. Atau manajer menengah dan bawah diberi kesempatan untuk mengajukan usulan anggaran, namun manajer atas melaksanakan pemotongan atas usulan anggranmanajer menengah dan bawah tanpa alasan yang masuk akal. Dalam situasi penyusunan anggran semacam ini, manajer menengah dan bawah sebagai penyusun anggran tidak akan memiliki persepsi yang jelas mengenai sasaran anggran dan menerima alokasi sumber daya yang menurut persepsi mereka tidak memadai untuk mencapai sasaran anggaran. Anggaran yang dihasilkan dari proses penyusunan anggaran semacam ini tidak akan memiliki karakteristik sebagai anggaran, namun hanya sekedar sebagai perkiraan. Tidak ada satu pun manajer yang memiliki komitmen untuk mencapai sasaran anggaran.
Review dan penyusunan anggaran. Perbedaan lain antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses review dan persetujuan dalam penyusunan prakiraan.  Prakiraan ditujukan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datag berdasarkan berbagai asumsi kondisi tertentu. Jika misalnya departemen keuangan membuat prkiraan kas (cash forecash), departemen tersebut menyusun berbagai asumsi mengenai penjualan dan pembelian jasa dan barang didalam jangka waktu yang cukup oleh prakiraan. Berdasarkan berbagai asumsi tersebut kemudian disusun prakiraan kas untuk jangka waktu tertentu.
Anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu dimasa yang akan datang. Sekali anggran ditetapkan, pencapaian sasaran anggran hanya dapat dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran. Dengan demikia, proses penyusunan anggaran memerlukan berbagai tahap berikut ini.


a.       Penetapan sasaran oleh manajer atas
b.      Pengajuan usulan aktiitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
c.       Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan  oleh manajer bawah.
d.      Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan  oleh manajer bawah.
Review memerlukan kemampuan manajer atas dalam memahami aktivitas yang seharusnya dilaksanakan oleh manajer bawah dalam mencapai sasaran anggaran. Review dilakukan melalui proses negosiasi antara manajer bawah untuk mencapai sasaran anggaran dan usulan jumlah sumber daya yang dipandang memadai untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Perubahan anggaran. Karena anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran, maka anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer. Oleh karena itu, tidaklah mudah melakukan revisi anggaran, selama kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Jika anggaran sering direvisi, anggaran  tidak lagi dapat dipakai sebagai tolak ukur kinerja manajer.
Analisis penyimpangan. Pelaksanaan anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran anggaran, dalam pelaksanaan dalam aktivitas tersebut dikonsumsi berbagai sumber daya yang diukur dengan menggunakan informasi akuntansi. Akuntansi biaya berperan dalam mengukur berbagai sumber daya yang dikonsumsi dalam melaksanakan aktivitas untuk mencapai sasaran anggaran. Hasil pengukuran konsumsi sumber daya ini dikomunikasikan oleh fungsi akuntansi manajemen kepada penyusunan anggran, agar mereka memperoleh umpan balik dengan segera hasil pelaksanaan anggarannya. Penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran dianalisis dan dicari penyebabnya untuk dasar bagi penyusun anggaran dalam merancang tindakan koreksi yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja penyusunan anggaran.
Dilain pihak hasil prakiraan tidak pernah dibandingkan dengan apa yang diprakirakan dan tidak pernah dilakukan analisis untuk menemukan penyebab terjadinya penyimpangan prakiraan. Kalau penyusunan prakiraan melakukan evaluasi terhadap hasil prakiraan yang dibuatnya, tujuannya adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam menghasilkan prakiraan yang teliti, bukan untuk tujuan penilaian kinerja penyusunan prakiraan.

KEDUDUKAN ANGGARAN DALAM PERENCANAAN MENYELURUH PERUSAHAAN
Proses penyusunan anggaran merupakan tahap akhir proses perencanaan menyeluruh perusahaan (total business planning). Ditinjau dari jangka waktu yang dicakup, anggaran mencakup jangka waktu yang paling pendek diantara rencana yang lain dalam perencanaan menyeluruh perusahaan. Untuk memberikan gambaran kedudukan anggaran dalam proses perencanaan menyeluruh perusahaan.
Perencanaan menyeluruh perusahaan dilaksanakan melalui empat tahap.
1.    Penetapan filosofi dan misi.
Dengan filosofi yang tertanam dalam diri setiap manajer, perusahaan akan memiliki keunikan yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan pesaing dan dengan perusahaan yang lainnya. Filosofi ini harus dapat diwujudkan dalam setiap rencana kegiatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar ((basic beliefs) yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang sebaiknya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Filosofi memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
·      Mengapa perusahaan dalam bisnis?
·      Bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis?
·      Apa yang dilakukan oleh perusahaan dan apa yang tidak dilakukan sebagai bisnis perusahaan?
   Filosofi mencakup aspek berikut ini: customer, karyawan, manajemen, lingkungan, pertumbuhan, perencanaan, integritas, laba, pemasok
            Misi (mission) merupakan fokus utama bisnis perusahaan yang memberikan jawaban atas pertanyaan: “dalam bisnis apa perusahaan menempatkan diri?”. Misi menjadikan perusahaan mengarah pada fokus yang benar-benar menjadi bidang usahanya dan menjadikan perusahaan excellent dalam menjalankan bisnisnya. Seperti dengan halnya filosofi, misi harus tercermin dalam setiap rencana kegiatan yang disusun oleh manajemen perusahaan. Filosofi dan misi memerlukan usaha pendidikan agar dihayati oleh para manajer perusahaan sehingga setiap manajer mampu mewujudkan filosofi dan misi perusahaan kedalam rencana kegiatan perusahaan yang mereka susun dan mampu mewujudkan filosofi dan misi tersebut ke dalam tindakan nyata.

2.    Penetapan tujuan dan strategi.
Tujuan adalah suatu kegiatan, hasil yang dicapai. Bagi perusahaan secara keseluruhan, tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan ‘’kemana perusahaan akan berjalan?”
Strategi adalah pola tindakan untuk  mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya untuk mewujudkan visi organisasi. Strategi dapat bersifat proaktif atau reaktif.

3.    Penyusunan program.
Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program-program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan taksiran jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam perencanaan stratejik. Dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba, setiap produk atau keluarga produk (produck line) merupakan suatu program. Selain itu perusahaan memiliki berbagai program lainseperti program peningkatan mutu karyawan, program penetrasi pasar, dan prorram penemuan produk baru yang akan dipasarkan.

4.    Penyusunan anggaran (budgeting).
Anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggung jawab setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Penyusunan anggran memerlukan kerja sama para manajer dari berbagai jenjang organisasi. Untuk menghsilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran memerlukan persyaratan tertentu.



FUNGSI ANGGARAN
1. Aggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.
4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

ORGANISASI PENYUSUNAN ANGGARAN
Terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran : komite anggaran, departemen anggaran, dan para menejer pusat pertanggungjawaban. Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan oleh dua unit organisasi : komite anggaran dan departemen anggaran.
Komite Anggaran
Dalam penyusunan anggaran diperlukan satu unit organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran dari berbagai pusat pertanggungjawaban untuk kemudian disusun menjadi rancangan anggaran induk. Unit organisasi ini disebut dengan komite anggaran saja. Jika proses penyusunan anggaran perusahaan telah selesai, komite anggaran menjadi tidak berfungsi dan fungsi pengendalian pelaksanaan anggaran diserahkan kepada unit organic perusahaan.





Rapat umum pemegang saham
Dewan Komisaris
Komite Anggaran
 




                                                                                                                             
                                                                                            Pengusulan        Pengesahan
Review dan Persetujuan
                                                                                               
                                                                                                Bottom Up Approach
Departemen
Agama
                                                                   Top-down            
                                                                                                Mengajukan ususlan
                                                                     Approach            Rancangan Anggaran
                                                                     Penetapan           Negoisasi Usulan
                                                                     Kebijakan Pokok     Rancangan Anggaran
                                                                     Perusahaan
Para Kepala Divisi dan Departemen
                                          Kompilasi &
                                          Analisis
                                                                                                              Penyusunan Anggaran

Departemen Anggaran
Penyusunan dan pengawasan anggaran memerlukan unit organisasi yang menangani administrasi anggaran. Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran dan rincian fungsinya adalah sebagai berikut.
1)      Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan anggaran setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan
2)      Mengkoordinasi dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan
3)      Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban
4)      Mengolah rancangan angggaran pusat pertanggungjawaban menjadi rancangan anggaran induk (master budget)
5)      Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada komite anggaran
6)      Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil anlisisnya tersebut kepada direksi
7)      Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran perusahaan

PENYUSUNAN ANGGARAN-ASPEK TEKNIS
Untuk memberikan gambaran proses penyusunan anggaran dari aspek teknis, dilukiskan komponen anggaran induk (master budget) dan hubungan informasi keuangan antarggkomponen anggaran yang membentuk anggaran induk.
Anggaran induk terdiri dari tiga komponen : anggaran operasi, anggaran modal, dan anggaran keuangan. Anggaran operasi bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Hasil akhir proses penyusunan anggaran operasi adalah laporan laba-rugi projeksian. Anggaran modal bersangkutan dengan aliran kas masuk dank as keluar. Karena banyak kegiatan keuangan baru dapat diketahui setelah anggaran operasi disusun, maka penyusunan anggaran operasi lebih awal dibandingkan dengan anggaran-anggaran yang lain.

Proses Penyusunan Anggaran Induk
Anggaran operasi terdiri dari laporan laba-rugi projeksian yang dilampiri dengan anggaran berikut ini : 1) anggaran penjualan, 2) anggaran biaya per pusat pertanggungjawaban, 3) anggaran sediaan produk terjadi,  4) anggaran kos penjuaan

PENYUSUNAN ANGGARAN-ASPEK PERILAKU
Penyusunan anggaran banyak didominasi oleh tugas-tugas teknis, oleh karena itu seringkali para manajer menggunakan istilah keuangan, angka, dan estimasi. Namun, dibalik rencana kerja dan angka keuangan yang dicantumkan dalam anggaran adalah orang. Orang menyusun anggaran dan harus hidup dengan anggaran tersebut.

Tahap-tahap Proses Pengendalian Anggaran
Proses pengendalian anggaran dilaksanakan melalui tiga tahap utama berikut ini : 1) penetapan sasaran, 2) implementasi, 3) pengendalian dan evaluasi kinerja.
Proses pengendalian anggaran di dahului dengan penetapan tujuan (objectives) oleh manajeen puncak dan penetapan strategi untuk mencapainya.tujuan merupakan hasil yang di inginkan untuk dicapai sedangkan strategi adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut.Tujuan merupakan pernyataan umum mengenai apa yang ingin di capai organisasi.sebagai contoh:keinginan perusahan untuk memaksimum kan laba,meminimumkan biayua,memperluas pangsa pasar.penetapan tujuan dan strategi untuk mencapai nya dilaksanakan dalam proses penyusunan program.

Tahap penetapan sasaran
Sasaran adalah target tertentu yang di arahkan untuk mencapai tujuan.untuk emaksimumkan laba misalnya,ditetapkan berbagai target seperti:pengurangan biaya produksi sebesar 10% sampai dengan 31 Agustus tahun anggaran yang akan datang ,dan target penabahan volume penjualan sebesar 5% sampai bulan September tahun anggaran yang akan datang.oleh karena itu,penyusunan anggaran pada hakikatnya merupakan goal-setting process dan sekaligus merupakan role-setting process.untuk dapat memerankan pencapaian sasaran yang di tetapkan dalam penyusunan anggaran,manajer yang diberi tanggung jawabmemerlukan sumber daya (seperti uang,sumber daya manusia,barang modal).oleh karena itu,proses penyusunan anggaran terdiri dari kegiatan alokasi sumber daya kepada para manejer yang diberi peran untuk mencapai sasaran tertentu. lokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu di ukur dengan satuan moneter standar menggunakan ukuran akuntansi.
Informasi akiuntansi manajemen berperan di dalam tahap penetapan sasaran sebagai balat pengirim peran(role sending device).seperti yang di uraikan diatas,proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran para manajer dalam mencapai sasaran-sasaranber daya menggunakan ukuran yang telah dirumuskan .Untuk dapat melaksanakan perananya masing-masing,proses penyusunan anggaran mengalokasikan sumber daya kepada manejer yang diberi peran,agar tiap-tiap manejermenjadi jelas peran yang dipikulnya dalam mencapai sasaran yang di tetapkan dalam anggaran.Karena alokasi sumber daya menggunakan ukuran akuntansi,maka informasi akuntnsi manajemen dalam tahap penetapan sasaran berperan sebagai alat pengirim peran yang sekaligus merupakan alat untyuk mempertegas peran yang disandang oleh para manejer dalam mencapai sasaran angagaran.


Tahap Implementasi
Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjik manajer yang bertanggung jawb atas pencapaian sasaran tersebut serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran dalam perusahaan kemudian mengkonsilidasikannya ke dalam suatu anggarankomprehensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Anggaran yang telah disahkan kemudian berfungsi sebagai cetak biru berbagai tindakan yang akan dilaksanakan oleh para manajer perusahaan selama satu tahun anggaran. Kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepaa para mananjer perusahaan, yang member informasi kepada mereka mengenai harapan manajer puncak, alokasi sumber daya, kuota produksi dan batas waktu.
            Meskipun anggaran disusun dengan proses penyusunan yang secara teknis canggih, kemungkinan akan menjadi pengeruk dana perusahaan dan akan gagal dalam memperbaiki efesiensi oprasi perusahaan. Adapun tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiata penting yaitu komunikasi anggaran dan kerjasama serta koordinasi.
Komunikasi Anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah.
Kerja sama dan koordinasi. Yaitu implementasi anggaran yang berhasil, memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat. Setiap dimensi rencana yang tercantum dalam anggaran harus dijelaskan secara hati-hati kepada manajer yang bertanggungjawab atas pelaksanaannya agar berkembang didalam dirinya serta keterlibatan mereka dan pentingnya mereka dalam konteks anggaran secara keseluruhan.
Tahap pengendalian dan evaluasi kinerja
            Sasaran anggaran tidak akan tercapai  tanpa pemantauan secara terus-menerus memajukan karyawan dalam mencapai sasaran mereka. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja seesungguhnya dibandingkan dengan stndar yang tercantum dalam anggaran untuk menunjukan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada dibawah standar.
            Informasi akuntansi manajemen berperan untuk menyajikan umpan balik bagi para manajer yang bertanggung jawab dalam mengkonsumsi sumber daya untuk mencapai sasaran yang tercantum dalam anggaran mereka.

Karakteristik anggaran yang baik
Anggaran yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut ini:
1.      Anggaran disususn berdasarkan program
2.      Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggung jawaban yang dibentuk dalam organisasi perushaan
3.      Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian
Anggaran disusun berdasarkan program
            Proses manajemen perusahaan dimulai dengan perencanaan stratejik (stratejic planning) yang didalamnya terjadi penetapan tujuan perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah tujuan perusahan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih, proses manajemen perusahaan kemudian diikuti dengan penyusunan program-program untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan stratejik.
            Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan penaksiran sumber yang dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan staratejik.
Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat  pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.
Menurut karakteristik masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan dapat dibagi menjadi 4 golongan:
1.    Pusat biaya kebijakan dimulai dengan pembuatan anggaran biaya yang disetujui oleh manajemen puncak. Anggaran biaya ini merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dpat dilakukan oleh manajer pusat biaya yang bersangkutan. Anggaran biaya pusat ini bukan merupakan tolak ukur efisien, namun untuk memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran.
2.    Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban  yang manajernya diukur dari selisih antara pendapatan dengan biaya dengan biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut oleh karena itu dalam pusat laba, baik masukan maupun keluarannya diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba, yang dipakai sebagai pengukur kinerja manajernya.
3.    Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur kinerjanya berdasarkan pendapatannya. Manajer pusat pendapatan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena  dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut.
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian
Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunannya.
Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.    Partisifasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam poses penyusunan anggaran.
b.    Organisasi anggaran
c.    Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran dan sebgai pengukur dalam pelaksanaan anggaran

Partisipasi para manajer dalam proses penyusunan anggaran.
Partisipasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikut sertaan operating manajer. Dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang yang akan ditempuh oleh operating manajer tersebut dalam pencapaian sasaran anggaran tersebut. Tingkat partisipasi operating manajer dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif para manajer.
Proses penyususnan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian usaha anggaran. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian sasaran anggaran dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan melaksanakan perannya dalam usaha pencapaian sasaran anggaran tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Dengan demikian anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur sumber ekonomi yang disediakan yang disediakan delama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai sassaran anggaran. Informasi akuntansi peertanggungjawaban berfungsi sebgai alat pengirim peran (role sending device) kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Organisasi anggaran adalah organasisasi yang memisahkan fungsi penyusun usulan anggaran, fungsi penelaaah  revue pengesah ..komite anggraran yang anggotanya terdiri dari manajemen puncak perlu dibentuk untuk melaksanakan fungsi apropal terhadap rancangan anggraran yang diterima dari opreting managers.dengan pendekatan top-don’t komite anggaran berkewajiban menetapkan kebijakan perusahaan yang memberikan pedoman bagi opreting manajer dalam menyusun dan mengajukan rancangan anggaran mereka.fungsi penyusun pemegang anggaran dipegang oleh para opreting manajer, yang dengan pendekatan bottom up dalam proses penyusunan anggaran diberi kesempatan untuk berpartisipasi ( negosiasi antara penyusun anggaran dengan komite anggaran ) dalam memetapkan rancangan kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. Fungsi administrasi anggran yang merupakan pasilitator baik bagi komite anggaran maupun opreting managers dalam proses penyusunan anggran. Perlu disadari bahwa departemen aggaranbukanlah penyusun anggran. Wewenang penyusun anggran berada di tangna opreting managers, bukan  ditanagan dpartemen anggaran.
Informasi akuntansi pertanggung jawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi, karena inforamasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manager yang bertanggug jawab terhadap perencanaan.dan kemudian dapat dilakukan dengan cara memeberikan peran bagi setiap manager untuk merencanakan pendapatan atau yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pedapatan dan biaya tersebut menurut manager yang bertanggung jawab. Dengan demikian informasi akuntansi pertanggung jawaban mencerminkan skore yang dibuat oleh setiap manager dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam melaksanakan pencapaian anggaran.